5 Pilar Membangun Bangsa Menurut Sang Badiuzzaman

Oleh : Alvi Aulia Shofyani, Mahasiswi STEI SEBI

Lima pintu surga adalah lima pilar yang harus dimiliki agar sebuah bangsa menjadi tenteram dan damai. Artikel ini ditulis berdasarkan poin-poin yang terdapat dalam novel berjudul Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy. Sebuah novel penggugah jiwa. Di dalamnya menceritakan kisah seorang tohoh badiuzzaman. Siapakah sang badiuzzaman itu? Beliau adalah Badiuzzaman Said Nursi. Seorang tokoh berkebangsaan Turki Utsmani. Beliau mendapat gelar badiuzzaman (kekaguman zaman) dari gurunya yakni Syeikh Fathullah Effendi karena kecerdasannya dalam berbagai disiplin ilmu. Pada saat berpidato di depan masyarakat Turki Utsmani, Badiuzzaman Said Nursi menyampaikan 5 pilar yang harus dimiliki agar tercipta bangsa yang aman, tenteram dan damai. Lima pilar tersebut dintaranya :

Bacaan Lainnya

Persatuan Hati

Bersatu padu seumpama gerakan sholat berjamaah. Persatuan hati bermakna bersatunya hati antara insan dengan sang khaliknya, yakni dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga bisa merebut cinta dari sang maha cinta. Kemudian dengan bersatunya hati antar umat manusia. Masyarakat indonesia harus mampu bersatu hatinya. Persatuan hati artinya kita sebangsa dan setanah air memiliki ikatan hati dan tujuan yang sama yang hendak diraih. Walaupun semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika, namun hati harus tetap menyatu.

Cinta bangsa

Cinta bangsa artinya harus mencintai bangsanya melebihi cintanya pada diri sendiri. Cinta bangsa juga berarti menjauhi permusuhan sesama satu bangsa. Kita dilahirkan di tanah Indonesia, dimana kita dilahirkan, disitu tempat kita berpijak. Lihatlah orang yang sedang jatuh cinta, ia rela melakukan apapun demi pujaan hatinya, bahkan rela mempertaruhkan nyawanya hanya demi sosok yang dicintai. Tidakkah kita sebagai warga negara Indonesia yang sejak pertama membuka mata telah berpijak di bumi pertiwi telah mencintai bangsa kelahiran kita?

Pendidikan

Education is the most empowering force in the world. Pendidikan adalah kekuatan yang paling memberdayakan dunia. Tanpa pendidikan tidak ada orang-orang hebat, dan tanpa pendidikan tidak akan maju sebuah peradaban. Pendidikan yang dimaksud Syeikh Said Nursi adalah pendidikan yang menyatukan antara pendidikan agama dan pendidikan modern. Pendidikan agama menjadi pondasi yang kokoh bagi segala ilmu pengetahuan lainnya. Kendati kalam Allah yang disebut al-Qur’an merupakan kitab suci yang di dalamnya menginformasikan berbagai perintah, larangan, anjuran, dan ilmu. Al-Quran sebagai basic bagi segala pengetahuan yang muncul setelahnya. Maka dari itu pendidikan modern saja tidak cukup mengantarkan manusia ke samudera ilmu, perlu pendidikan yang bermuara pada tujuan ukhrawi agar mampu mencapai keseimbangan antara dunia dan akhirat, yaitu dengan menyematkan pendidikan al-Qur’an pada hati tiap-tiap insan. Sehingga dengan menguatkan pondasi keduanya, masa depan bangsa akan jauh lebih baik.

Memaksimalkan daya upaya manusia

Itu berarti semua orang dihargai keahliannya sehingga memperoleh pekerjaan yang layak dan gaji memadai. Setiap orang pasti memiliki kelebihan yang unik, tidak ada manusia yang dilahirkan tanpa keunggulan. Sebagai pemerintah yang bermartabat, haruslah melirik para generasi muda yang berprestasi. Banyak sekali prestasi bangsa ini yang dituai oleh anak bangsa. Namun kadang kurangnya apresiasi kepada mereka, sehingga banyak dari mereka yang kurang dimaksimalkan daya dan upayanya.

Menghentikan pemborosan dan pemubadziran

Seluruh elemen bangsa, baik itu pemerintah maupun rakyat harus berdisiplin menghentikan pemborosan, hidup sederhana dan tidak pamer harta. Sebagaimana kalam Allah dalam Q.S Al-Isra (17) ayat 27 :

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Dari ayat tersebut, Allah telah melarang manusia melakukan pemborosan. Namun faktanya, menurut laman situs kontan.co.id, berdasarkan laporan ICASEA, diantara 10 negara ASEAN, Indonesia merupakan negara yang paling boros energi dan berada di peringkat pertama pengguna pendingin udara (kontan.co.id). Indonesia berada pada tingkat yang mengkhawatirkan dalam pemborosan energi listrik. Akibatnya pemakaian listrik meningkat cukup tajam dari tahun ke tahun. Seperti kita ketahui bahwa di abad 21 ini, terkhusus saat pandemi COVID-19 yang menyebabkan semua aktivitas di rumahkan membuat pasokan listrik bertambah. Kita sebagai warga baik harus mampu me-manage pemakaian energi dengan sebaik mungkin.

Itulah 5 pilar membangun bangsa menurut Badiuzzaman Said Nursi. dengan mengamalkan 5 pilar itu, bukan tidak mungkin akan terwujudnya masyarakat Indonesia yang aman, tenteram dan damai.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait