Media Sosial di Era Digital Society

Adanya media sosial ditengah masyarakat kita memang banyak menawarkan berbagi kemudahan bagi para penggunanya untuk mengakses dan memberikan informasi secara cepat dan mudah. Namun, disisi lain ketika penggunaan media sosial berkembang makin liar dan keluar dari batas, sehingga menyebabkan resiko yakni munculnya keresahan dan bahkan tidak mustahil munculnya konflik yang manifest di masyarakat.

Mari kita bayangkan, apa yang terjadi bila masyarakat dengan mudah mengunggah berbagai ujaran kebencian, berita Hoax dan informasi yang bernada provokatif tanpa bisa dicegah? Para pengguna gadget dengan akses internet dan memanfaatkan media sosial, mereka tak ubahnya seperti wartawan dadakan yang dapat mengekspos informasi apapun yang seketika itu pula akan menyebarluas dikalanan media sosial yang lain.

Di era digital society, ketika informasi yang beredar di dunia maya nyaris tak terbatas dan terbendung. Sebagian besar masyarakat tidak bisa membedakan mana berita benar dan mana berita yang tak memiliki rujukan. Salah satu faktor penyebabnya adalah karna masyarakat indonesia belum didukung dan memiliki tingkat literasi digital yang memadai. Juga masyarakat masih banyak yang belum memahami bahwa media sosial adalah bagian dari ruang publik yang membutuhkan bentuk tanggung jawab para pemakainya untuk memastikan informasi yang mereka berikan benar-banar valid atau tidak untuk mencegah agar peran media sosial tidak lepas kendali dan hanya menjadi saluran ujaran kebecian dan berita hoax, yang harus dibutuhkan hanya payung hukum dan ancaman sanksi yang sifatnya cinderung kuratif diberlakukan setelah kejadian terjadi.

Dan hendaklah pengguna sosial media harus muhasabah, lebih teliti dalam memilah berita agar informasi yang di tangkap dan di share tidak merugikan satusama lain, agar media sosial tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang kontra dan produktif bagi kemajuan bangsa, yang tak kalah penting adalah bagaimana pemerintah mendorong dan membekali masyarakat dengan tingkat literasi digital yang kritis yang bisa menyeleksi secara mandiri mana informasi yang benar dan mana pula informasi yang keliru. (Safira)