Hilangkan Stres, Si MoBa Ajak Anak-Anak Terdampak Banjir Bermain Sambil Berliterasi

Jakarta – Banjir di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten menyisakan duka mendalam bagi para korbannya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir serta longsor bertambah menjadi 60 orang, 2 orang dinyatakan hilang, dan 173 ribu orang mengungsi di posko terdekat.

Untuk menghilangkan stres yang dirasakan anak-anak terdampak banjir, Minggu (05/12), Si Mobil Baca (Si MoBa) mendatangi kamp pengungsi di Universitas Borobudur, Cipinang, Jakarta Timur. Puluhan anak, orang tua, dan relawan dari Disater Management Center (DMC) Dompet Dhuafa terlihat asyik membaca beragam buku cerita bergambar dan buku anak-anak lainnya.

BACA JUGA:  6.000 Kali Khatam Alquran, Begini Metode yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

“Kehadiran Si MoBa bertujuan mengembalikan senyum dan keceriaan anak-anak terdampak banjir yang tinggal di pengungsian melalui literasi,” ujar Iqbal Muhammad, Koordinator Si MoBa. “Selain itu kami juga mengajak mereka bermain sambil menggambar agar psikologisnya pulih,” tambahnya.

Si MoBa merupakan perpustakaan keliling yang dihadirkan guna mengakomodasi dan memudahkan masyarakat mengakses perpustakaan dan manfaat program Gemari Baca yang digaungkan Jaringan Sekolah Indonesia (JSI) Dompet Dhuafa Pendidikan.

Salah satu anak terdampak banjir, Angga, mengatakan jika kehadiran Si MoBa mampu membangkitkan semangatnya. “Saya sedih karena perlengkapan sekolah semuanya hanyut termasuk buku bacaan favorit, senang sekali pas lihat Si MoBa masuk halaman karena banyak buku yang bisa saya baca. Rasanya jadi semangat lagi,” ujarnya riang.

BACA JUGA:  Tumbuhkan Scale Up Usaha, BMM Gelar Pelatihan Digital Marketing Untuk UMKM Binaan

Agus Sulaeman, Lurah Cipinang Melayu mengatakan terdapat 491 korban dari 141 KK yang mengungsi di Universitas Borobudur Cipinang yang terdiri dari 255 laki-laki, 236 perempuan, 20 lansia, 56 balita, 66 pelajar SD, 19 pelajar SMP, 14 pelajar SMA, dan 2 ibu hamil. Sejumlah pengungsi menempati berbagai ruang hingga masjid. “Kami khawatir dengan kondisi psikologis anak-anak, mereka pasti stres karena berada di lingkungan yang kurang kondusif,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Kecelakaan Beruntun Tapi Terpisah di 3 Gerbang Tol Halim

Dengan kedatangan Si MoBa Iqbal optimis anak-anak bisa memiliki hiburan edukatif yang menambah ilmu dan mampu memulihkan mereka dari peristiwa traumatik karena banjir.

“Si MoBa bukan sekadar perpustakaan keliling semata, melainkan pengimplementasian sisi lain literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari melalui program pemberdayaan dan sarana penyembuhan trauma (trauma healing) serta stres yang dihadapi masyarakat khususnya anak-anak,” tegas Iqbal. (AR)