Saat ini, seringkali terdengar oleh kita mengenai istilah micin yang menggambarkan seolah-olah micin berdampak negatif jika dikonsumsi. Salah satu contoh istilah tersebut adalah Generasi Micin. istilah ini muncul lantaran jajanan-jajanan jaman sekarang dinilai mengandung banyak micin, dan istilah tersebut ditujukan untuk orang-orang yang melakukan hal bodoh tanpa berpikir terlebih dahulu. Namun, apakah benar micin berbahaya bagi kesehatan tubuh? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Micin atau monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium asam glutamate yang ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang professor kimia Unoversitas Tokyo, Kikunae Ikeda. MSG memiliki 3 kandungan yaitu Asam Glutamat 78%, Natrium 12% dan Air 10%. Kandungan utama pada micin adalah asam glutamate yang juga terkandung pada makanan sehari-hari seperti susu, keju, daging, ikan, kecap dan beberapa sayuran.
MSG berasal dari bahan alami yaitu tetes tebu atau singkong yang dibuat melalui proses fermentasi. Katherin Woessner seorang ahli alergi dan imunologi dari Grup Medis Klinik Scripps menjelaskan ada banyak kesalahpahaman dimasyarakat mengenai MSG. Para ilmuwan juga sepakat bahwa anggapan MSG menyebabkan penyakit pada manusia tidak mendasar.
Selain itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Profesor Hardiansyah mengatakan bahwa lembaga-lembaga kesehatan dunia seperti The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food (JECFA) hingga Kementrian Kesehatan RI menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi.
Justru yang sebenarnya harus dikhawatrikan adalah penggunaan garam pada masakan dibandingkan dengan MSG. Menurut ahli gizi Dr Johanes Chandrawinata, yang harus dikhawatirkan adalah konsumsi garam, bukan MSG. Seperti kita ketahui, kandungan natrium pada garam bisa mencapai 36 persen, sedangkan natrium di MSG hanya 12 persen. Terlalu banyak mengonsumsi natrium akan menyebabkan hipertensi. (Fuad Rahmat)