Kenali Penanganan Air Limbah Rumah Tangga agar Hidup Lebih Sehat

Bumi yang kita tinggali ini menurut penilitian yang ada telah ada sejak zaman dahulu kala. Planet ketiga dalam sistem tata surya ini telah melewati berbagai masa-masa yang mengancam keberadaan bumi ini sendiri seiring dengan perkembangan alam dan juga pola hidup dari penghuninya yakni manusia yang memiliki pola hidup dinamis yang berarti perilaku mereka akan berubah seiring dengan perkembangan zaman.

Manusia sendiri memiliki andil besar dalam hal-hal yang terjadi pada bumi di abad ke-21 ini dengan perkembangan tejnologi yang berpengaruh sangat besar dalam membantu proses kehidupan manusia sehari-hari dalam melaksanakan aktivitas, namun hal itu tanpa disadari dari epnggunaan hal-hal tersebut tentunya juga memberikan dampak negatif kepada lingkungan dimana aktivitas itu dilakukan.

Salah satu dampak nyata adalah Efek Rumah Kaca yang diakibatkan oleh pelepasan zat gas kloroflurokarbon (CFC) yang berperan besar dalam anomali ini sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi meningkat dan mengakibatkan peningktan volume air laut yang bisa berakibat fatal jika terus terjadi secara terus-menerus.

Selain Efek Rumah Kaca yang diakibatkan oleh teknologi-teknologi penopang aktivitas, salah satu hal yang nantinya bisa menjadi faktor yang bisa mempengaruhi keadaan bumi jika kurang diperhatikan secara seksama adalah limbah rumah tangga yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Angka kelahiran yang berbanding terbalik dengan angka kematian setiap tahunnya dapat menjadi pendorong utama akan terciptanya limbah rumah tangga yang tidak terkontrol pengolahannya sehingga dapat menjadi ancaman bagi lingkungan.

Khusus di Jakarta sendiri, Pemprov DKI sendiri memprediksi pada tahun 2025 limbah rumah tangga di Jakarta dapat mencapai 3,2 ton sampah nantinya. 3,2 ton limbah rumah tangga jika tidak memiliki penanganan yang benar dengan jumlah yang sebegitu banyaknya dapat bersifat destruktif karena kandungan-kandungan zat yang berada di dalam limbah rumah tangga tersebut kemungkinan besar tidak bersahabat dengan lingkungan, terkhususnya air yang nantinya akan menyerap kedalam permukaan tanah.

Oleh karena itu kita sendiri perlu tahu tentang bagaimana cara penanganan limbah-limbah tersebut sesuai dengan klasifikasi yang sudah ada dengan penanganan yang tepat. Adapun klasifikasi limbah-limbah tersebut adalah sebagai berikut;

Grey Water
Grey water adalah cairan limbah rumah tangga yang berasal dari hasil cuci- mencuci dan hasil memasak. Limbah ini harus diberlakkan berbeda dengan limbah yang berasal dari kotoran manusia. Sehingga limbah greywater tidak boleh di buang di septitank. Kandungan sabun yang ada di limbah ini, mampu membunuh mikroorganisme atau bakteri yang bertugas mengurai limbah manusia.

Oleh karena itu, terkadang limbah grey water ini dibiarkan dialirkan secara sembarang ke selokan- selokan, yang pada akhirnya bermuara ke sungai. Hal ini menyebabkan air sungai menjadi tercemar. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah semakin banyak air kotor jatuh ke sungai adalah dengan menanam tanaman yang bisa menyarap zat pencemar pada selokan.

Black Water
Black water adalah limbah yang berasal dari kotoran manusia. Limbah ini dibuang ke dalam septi tank yang didalamnya telah terdapat mikroorganisme. Kegunaan mikroorganisme ini dipakai untuk mengurangi lumpur tinja yang bertumpuk. Akan tetapi pembuatan septi tank yang salah dapat menyebabkan mikroorganisme tidak mau tumbuh di dalamnya. Septi tank yang baik dapat menggunakan teknologi biority.

Clean Water
Clear water adalah cairan yang keluar dari tetesan AC dan kulkas. Pada dasarnya air limbah ini adalah air bersih yang dapat dipakai untuk mencuci. Hanya saja, tempat penampungan tetesan air AC terkadang tidak dijaga kebersihannya, sehingga mengundang lumut dan bau yang tidak sedap.

Adapun cara menekan limbah rumah tangga dengan cara yang konvensional adalah sebagai berikut

Penggunaan Deterjen yang ramah lingkungan
Penggunaan deterjen sangat berpengaruh karena manusia melakukan kegiatan cuci-mencuci dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengontrol penggunaan deterjen yang biodegradable dapat dipastikan ini akan mengurangi zat-zat korosif dalam deterjen karena model deterjen ini biasanya mengandung sedikit busa.

Hemat air dalam kehidupan sehari-hari
Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari sudah pasti dilakukan oleh manusia. Penggunaan air yang dikendalikan akan sangat mengurangi limbah air karena dengan tidak adanya pemborosan air, sirkulasi air di selokan dapat terkontrol sehingga aliran limbah rumah tangga yang terkurasi.

Menanami selokan dengan tanaman air
Menanami selokan dengan tanaman air mengalir dalam selokan agar zat-zat tersebut dapat tersaring saat air mengalir diselokan. Beberapa contoh tanaman yang dapat dipakai adalah bunga ungu, lidi air, bunga coklat hingga melati air.

Membuat SPAL (Sistem Pengolahan Air Limbah)
Dengan sistem ini dibutuhkan dua buah bak, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada bak pengumpul, diberi ruang yang berguna sebagai penangkap sampah, pasir dan minyak.

Ditulis oleh : Yolanda Framilsilia, Mahasiswa LSPR