Kebiasaan Begadang Remaja, Ketahui Dampaknya!

Begadang merupakan hal yang lumrah di zaman millenial ini khususnya pada kaum remaja. Dalam KBBI begadang merupakan keadaan seseorang berjaga tidak tidur sampai larut malam. Pada malam hari seharusnya menjadi waktu remaja untuk beristirahat setelah berakivitas seharian. Namun, sering kali remaja mengorbankan tidurnya untuk begadang. Menurut Putra et al. (2017) sebagian besar masyarakat khususnya usia remaja masih mengabaikan mengenai pola tidur sehat dan menggunakan jam tidur yang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi kualitas tidurnya.

Tubuh manusia telah diatur dengan jam biologis, yaitu saat siang hari melakukan aktivitas dan malam hari beristirahat. Kebutuhan tidur berbeda-beda tergantung dengan tingkat umur. Pada remaja, kebutuhan tidur yang sehat adalah 8 – 9 jam sehari (Kemenkes RI, 2018). Meskipun remaja terbiasa melakukan begadang dan tetap tidur cukup 8 jam sehari, akan berdampak pada jam biologisnya menjadi tidak teratur. Lebih parah lagi ketika remaja begadang dan esok harinya harus berangkat ke sekolah. Hal itu lebih sulit untuk mengembalikan jam biologis ke kondisi normal.

BACA JUGA:  7 Rekomendasi Hadiah Lebaran untuk Orang Tua, Belanja Murah di Lebaran Sale Blibli!

Remaja yang begadang memiliki berbagai alasan, mulai dari hal kebutuhan sampai hal yang sepatutnya tidak diperlukan. Alasan remaja begadang biasanya karena mengerjakan tugas hingga larut malam. Sulistiyani (2012) mengatakan bahwa begadang yang diakibatkan dari adanya beban tugas kuliah dapat menjadikan kebutuhan tidur seseorang tidak dapat tercukupi. Alasan lain begadang yaitu karena asik bermain gadget dan game online. Hal ini membuat begadang menjadi hal yang sia-sia.

Remaja yang menghindari begadang dengan kualitas tidur yang cukup memiliki manfaat pada dirinya. Selain bermanfaat untuk mengistirahatkan tubuh, tidur juga bermanfaat untuk memperbaiki sel yang rusak, memperkuat daya ingat, meningkatkan energi, mereduksi stres, dan mencegah risiko penyakit. Manfaat ini juga dapat menular pada orang disekitarnya karena konektivitas dengan orang lain dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, remaja perlu memperhatikan kualitas tidurnya agar tidak menghambat aktivitas sehari-hari.

BACA JUGA:  7 Rekomendasi Hadiah Lebaran untuk Orang Tua, Belanja Murah di Lebaran Sale Blibli!

Remaja yang hobi begadang lambat laun akan menciptakan sejumlah masalah bagi kesehatan fisik, otak, dan kesejahteraan emosional. Dampak begadang membuat remaja sulit untuk berkonsentrasi, fokus menjadi hilang, mudah mengantuk, menurunkan daya ingat dan produktivitas, serta memicu stres. Sebuah penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi belajar (Fenny dan Supriatmo, 2016).

Begadang secara umum tidak begitu bermasalah ketika dilakukan hanya satu hari. Hal ini dikarenakan tubuh dapat beradaptasi dan kembali menyesuaikan dengan jam tidurnya. Namun, apa yang akan terjadi ketika begadang menjadi hobi? Dalam jangka panjang, hobi begadang akan berdampak pada kondisi kesehatan. Hobi begadang dapat berdampak pada perubahan fisik, seperti lingkar mata menghitam, kulit menjadi pucat, kusam, dan mengkerut. Keadaan terparah ketika begadang membuat tubuh diserang oleh penyakit. Diantaranya penyakit diabetes, jantung, hipertensi, stroke, dan obesitas.

BACA JUGA:  7 Rekomendasi Hadiah Lebaran untuk Orang Tua, Belanja Murah di Lebaran Sale Blibli!

Untuk mengantisipasi dampak buruk begadang, maka perlu diimbangi dengan cara mengurangi risikonya. Dr. dr. Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH. MMB. (dalam Hanggara, 2012) menyarankan untuk minum air putih sebanyak minimal 2 liter per hari, banyak mengonsumsi buah dan sayur, mengurangi rokok, minuman soda, dan kopi, serta olahraga secara teratur. Selain itu, tetap memperhatikan pola tidur minimal enam (6) jam sehari dan beristirahat selagi ada kesempatan. Dengan begitu, tubuh diharapkan dapat terjaga meskipun begadang sudah menjadi tuntutan. Jadi apakah begadang masih menjadi pilihan?

Rifdah Salma, FKM UI