Berapa Lama Sebaiknya Kita Menggunakan Earphone Agar Telinga Tetap Aman?

Oleh: Desvia Dwiaryani (FKM UI)

Ilustrasi. (Istimewa)

Earphone merupakan sebuah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi sebuah gelombang suara (Hadinoto, 2014). Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin tinggi pula masyarakat yang menggunakan earphone untuk mendengarkan suara seperti mendengarkan lagu, bermain game serta sebagai perangkat untuk berkomunikasi (Laoh, 2015).

Tapi tahukah anda dibalik kenyamanan penggunaan earphone yang praktis terdapat beberapa dampak yang berbahaya dari earphone itu sendiri?

Suara yang didengar melalui earphone dalam telinga memiliki intensitas bising lebih besar daripada intensitas bising suara yang didengar tanpa menggunakan earphone dengan volume yang sama, karena jarak sumber suara lebih dekat. Selain itu, earphone dalam telinga tidak dapat sepenuhnya mencegah masuknya suara-suara bising dari lingkungan sekitar, sehingga penggunanya mempunyai kecenderungan untuk mendengarkan musik, berkomunikasi, bermain video game dengan volume cukup besar.

National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD, 2013) menjelaskan bahwa gangguan pendengaran akibat bising (Noise-Induced Hearing Loss/NIHL) adalah hilangnya pendengaran secara bertahap yang disebabkan oleh paparan suara keras selama jangka waktu tertentu. Ambang batas suara maksimal yang dapat didengar telinga kita adalah 85dB dengan paparan tidak lebih dari delapan jam per hari. Sementara intensitas suara yang biasa dihasilkan melalui penggunaan earphone bisa mencapai 110 dB dan sebagian besar orang menggunakan earphone > dari 2 jam per hari.

Menurut American Conference of Governmental Industrial Hygienists bahwa nilai ambang batas paparan suara dengan intensitas 91dB hanya boleh terjadi dengan durasi 2 jam perhari. Dapat disimpulkan jika paparan suara yang didengar melalui earphone berintensitas 110 dB, selama satu jam per hari dapat menurunkan fungsi pendengaran manusia dan akan menyebabkan pergeseran ambang dengar dimana jika tidak ada perbaikan maka akan menyebabkan ketulian bersifat permanen. (American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH), 2016).

Penggunaan earphone dalam waktu lama juga akan menyebabkan tuli permanen karena berpengaruh pada kerusakan gendang telinga. Jika intensitas suara lebih dari dosis yang diperkenankan, maka akan terjadi gangguan pada rumah siput (cochlea), dimana disini terjadi proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Sel-sel rambut getar yang seharusnya mentransmisi suara mekanik menjadi rusak. Sel rambut getar ini jika telah rusak maka tidak dapat diperbaiki lagi.

Selain itu, penggunaan earphone juga menyebabkan terjadinya penumpukan kotoran telinga, karena pada saat kita menggunakan earphone, kotoran yang berada didalam saluran telinga akan terus terdorong masuk ke dalam dan sulit dibersihkan, penumpukan kotoran pada telinga kita juga berbahaya karena dapat mengganggu kemampuan pendengaran.

Telinga manusia memiliki kelembaban yang tinggi, ketika kita memakai earphone maka telinga kita akan terus tertekan dan keadaan telinga kita semakin kedap. Kelembaban yang tinggi ini dapat menyebabkan radang telinga dan dapat menurunkan kemampuan pendengaran seseorang.

WHO menyarankan berupa tips agar tetap dapat menggunakan earphone namun tidak menyebabkan gangguan pendengaran yaitu maksimal durasi dan desibel yang didengar melalui earphone setidaknya paling lama adalah 1 jam per hari, dengan volume yang tidak lebih dari 60% (<80 dB). Kuncinya adalah 60:60, jadi 60 % besar volume dengan durasi 60 menit maksimal penggunaannya dalam sehari. Pengguna earphone juga bias mengunduh aplikasi seperti sound meter atau noise meter. Berikan juga waktu istirahat pada telinga kita setelah menggunakan earphone.

Jadi jika ingin menjaga fungsi pendengarannya dengan baik, maka kita juga harus bijak dalam menggunakan segala sesuatu yang berpengaruh dengan sistem pendengaran kita.