Pengetahuan, Keterampilan dan Karakteristik Lain yang Harus Dimiliki oleh Auditor Syariah

Ilustrasi.(Istimewa)

Kebutuhan akan audit bergantung pada objek yang membutuhkan audit, semakin bayak lembaga/entitas yang ada maka semakin banyak kebutuhan dalam melakukan audit. Pada dasarnya audit adalah lembaga yang melakukan evaluasi terhadap lembaga/entitas, baik itu bank atau non-bank. Perbedaan sebuah entitas akan berpengaruh pada pada jenis audit yang akan dilakukan, baik audit laporan keuangan, audit operasional, audit investigasi dan lainnya.

Seorang auditor tidak bisa melakukan semua kegiatan audit dimana auditor memiliki keahliannya di bidangnya masing-masing, ada lembaga/entitas yang bergerak di bidang syariah memerlukan auditor yang ahli dalam transaksi syariah. Seorang auditor harus memahami bisnis lembaga/entitas yang akan mereka audit.

Fungsi audit pada dasarnya adalah memberikan opini atas kewajaran sebuah laporan keuangan dan kesesuaian terhadap prinsip-prinsip akuntansi, sedangkan audit syariah adalah untuk memastikan telah terpenuhinya prinsip prinsip syariah dalam semua kegiatan keuangan Islam. Mekanisme yang tepat akan dapat mengidentifikasi dan segera mengatasi masalah apapun, mekanisme audit syariah yang kuat akan melindungi efek dari risiko ketidak patuhan syariah. Beberapa lembaga di Indonesia yang menyediakan sertifikasi akuntan, tetapi belum ada lembaga khusus yang menyediakan sertifikasi audit syariah, padahal sertifikasi pada audit syariah penting untuk menunjukkan kualitas dan profesionalisme seorang auditor.

BACA JUGA:  Tumbuhkan Scale Up Usaha, BMM Gelar Pelatihan Digital Marketing Untuk UMKM Binaan

Auditor harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan keterampilan untuk mejadi auditor yang kompeten. Sebuah penelitian yang dilakukan (Nor Aishah Moh Ali, dkk) yang melibatkan 31 responden terdiri dari perwakilan regulator, auditor syariah, dan kepala departemen audit syariah di Malaysia, penelitian ini mengungkapkan mengungkapkan bahwa selain dari penguasaan keterampilan audit, penguasaan pengetahuan tentang perbankan syariah dan fiqh mu’amalah juga sangat penting, selain itu auditor syariah harus memiliki kemauan untuk belajar sikap sebagai karakterstik yang melengkapi elemen pengetahuan dan keterampilan diatas, sebaga persyaratan paket untuk auditor syariah yang kompeten.

Beberapa KSOC yang perlu di kuasai oleh auditor syariah adalah:

Knowledge (Pengetahuan)

Pengetahuan bisa berupa pengetahuan umum dan pegetahuan khusus. Pengetahuan umum mengacu pada pengetahuan yang didapat dari pendidikan formal, sedangkann pengetahuan khusus didapat dari kegiatan pelatihan yang ada di berbagai lembaga. Beberapa lembaga yang memberikan pelatihan di Malatsia adalah Islamic Banking and Finance Institute of Malaysia (IBFIM), International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF), dan Centre for Researce and Training (CERT).

BACA JUGA:  Lalamove Gandeng Baznas di Program CSR DeliverCare

Unsur pengetahuan yang perlu diperoleh oleh auditor syariah haruslah pengetahuan yang melampaui pengetahuan normal yang diperlukan oleh auditor internal umum yang bekerja di sektor apapun, atau auditor internal dalam lembaga perbankan. Unsur pengetahuan yang paling penting untuk menjadi auditor syariah adalah pengetahuan tentang syariat, diikuti dengan pengetahuan tentang Islamic banking, dan fiqh muamalah, dimana salah satu responden mengatakan bahwa pengetahuan syariat sangat penting karena anda dapat memberi tahu apa yang kurang teentang kontrol dalam memastikan kepatuhan syariah sepanjang waktu.

Skill (Keterampilan)

Keterampilan berarti kemampuan individu menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah. Misalnya, kemampuan seseorang untuk mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan konkret, kemampuan mengidentifikasi informasi penting, dan kemampuan menerapkan akal sehat dan alasan dalam memperjelas hubungan antar peristiwa, atau masalah.

Dalam hal keterampilan yang akan diperoleh oleh auditor syariah, responden menyediakan 7 (tujuh) jenis keterampilan, yaitu keterampilan mengaudit, berkomunikasi, berpikir analitis, penulisan laporan, keterampilan negosiasi, IT dan dokumentasi. Diantara tujuh jenis keterampilan, ketarampilan yang paling penting adalah keahlian dalam mengaudit. “Hal yang paling penting bagi auditor untuk melakukan pekerjaan dengan sukses adalah pada keterampilan audit itu sendiri”

BACA JUGA:  Kampanye Ramadan ALVA Gandeng Duitin & Boolet Suarakan Sustainable Habit in Ramadan

Keterampilan selanjutnya adalah keterampilan berkomunikasi. Kurangnya keterampilan komuikasi dapat menyebabkan auditor memiliki masalah dengan auditee (pihak yang di audit) tentang apa yang dikemukakan oleh auditor. Selain keterampilan komunikasi secara lisan, penting juga untuk mempertimbangkan komunikasi tertulis misalnya auditor ingin menkomunikasikan temuannya yang biasanya dalam bentuk laporan.

Yang menarik, masing-masing kelompok responden menyoroti keterampilan berpikir anallitis, beberapa responden berpendapat ”Audit lebih pada keterampilan analitis” atau “Kemampuan analitis untuk menilai desain kontrol di unit atau lokasi yang dapat di audit”

Karakteristik lainnya

karakteristik lain mengacu pada faktor-faktor individu yang mewakili sifat-sifat yang berbeda diantara mereka terkait dengan pengembangan pribadi seperti tanggung jawab etis, motivasi diri, harga diri, manajemen diri dan yang lainnya. elemen lain yang dianggap penting bagi auditor syariah adalah kemauan untuk belajar, sikap yang baik dan karakter yang kuat, dan kerja sama team.

Oleh: Qotrunnada Arifah
Mahasiswa akutansi syariah STEI SEBI