Kebijakan Fiskal dalam Permintaan Agregat

Dalam memutuskan kebijakan ekonomi, secara analitis pemikirannya perlu dibedakan kepada tiga aspek: (i) sasaran yang ingin dicapai, (ii) alat-alat kebijakan ekonomi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan (iii) efek yang diharapkan dari menggunakan alat-alat kebijakan yang akan dijalankan tersebut.

Berikut adalah tiga aspek pemikiran dalam merumuskan kebijakan ekonomi :

Pertama adalah sasaran (tujuan) kebijakan ekonomi yang meliputi jangka pendek, seperti mengatasi masalah pengangguran, mengatasi masalah inflasi, dan mengukuhkan neraca pembayaran. Disamping itu ada juga tujuuan jangka panjang, antara lain, mempercepat pertumbuhan ekonomi, meratakan distribusi pendapatan, serta mengatasi masalah kemiskinan.

Yang kedua berbicara tentang alat-alat dalam menentukan kebijakan ekonomi, yang meliputi jangka pendek dan jangka panjang antara lain : kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijkan lain, dan kebijakan untuk sektor luar negri.

Yang terakhir aspek yang perlu diperhatikan adalah efek yang diharapkan, diantaranya adalah: kesempatan kerja penuh, kestabian harga-harga, kekukuhan neraca pembayaran, serta penigkatan kemakmuran masyaralat. Dan hal hal tersebut dapat dilihat dalam buku sadono sukrino yang berjudul makro ekonomi modern hal. 510-511. Namun yang akan dibahas kali ini yaitu tentang alat dalam melaksanakan kebijakan ekonomi yakni kebijakan fiskal serta pengaruhnya dalam permintaan agregat.

Apa itu kebijakan fiskal ?

Dalam buku teori ekonomi makro (pratama rahardja dan mandala manurung) hal.375 dikatakan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Dalam buku teks teori ekonomi makro, penerimaan pemerintah diasumsikan berasal dari pajak (tax), sehingga notasi yang digunakan untuk penerimaan pemerintah adalah T. Sedangkan notasi untuk pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah G.

Peranan dari tindakan fiskal pemerintah dalam menentukan tingkat pendapatan nasional lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, peranan tindakan fiskal pemerintah semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus deficit, dan sebagainya.

Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sekarang apa itu permintaan agregat ?

Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga tertentu. Permintaan agregat menunjukan suatu hubungan di antara tingkat harga dengan nilai riil perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat dalam suatu perekonomian adalah:

  • Pendapatan disposable (Yd) atau pengeluaran konnsumsi (C)
  • Tingkat bunga (i)
  • Kepercayaan dunia bisnis (bussiness confidence) atau investasi (I)
  • Jumlah uang beredar riil ( real money supply atau Ms/P)
  • Pengeluaran pemerintah (G)
  • Pajak (T)
  • Pendapatan luar negri (Yf)
  • Harga luar negri (Pf)
  • Nilai tukar riil (exchange rate atau ER)

Kenaikan didalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/p, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat AD, atau menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan ddidalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/p, G, Yf, Pf dan kenaikan di i, T, dan ER akan menurunkan AD atau menggeser kuva AD ke kiri atas.

Lalu, bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi permintaan agregat ?

Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, pemerintah sedang mengubah kurva pemrintaan agregat dengan mempengaruhi kebutuan belanja perusaan atau rumah tangga. Sebaliknya, ketika mengubah barag dan jasa sendiri pemerintah mengubah kurva permintaan agregat sendiri secara langsung.

Ada dua efel ekonomi makro yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat berbeda dengan perubahan belanja pemerintah, yaitu efek pengganda dan efek pembatasan paksa.

Efek penggandaan (multiplier effect) pergeseran tambahan pada permintaan agregat yang muncul jika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen. Ketika belanja konsumen menigkat, perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang memperkerjakan lebih banyak orang dan meraih keuntungan. Pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi kembali mendorong belanja konsumen, begitu seterusnya. Oleh karena itu, ada umpan balik yang positif terhadap umpan balik yang menigkat yang menimbulkan kenaikan pendapatan dan menyebabkan permintaan menjadi lebih meningkat. Apabila seuruh efek ini digabungkan, efek totalnya terhadap jumlah permintaan barang dan jasa dapat lebih besar daari pada rangsangan awal dari belanja pemerintah yang lebih besar.

Yang kedua efek pembatasan paksa (crowding out efect) merupakan imbangan permintaan agregat yang muncul apabila kebijakan fiskal yang mengekspansi menaikan suku bunga dan akibatnya menurunkan belanja investasi. Dengan meningkatnya pendapatan, rumah tangga berencana untuk membeli lebih banyak barang sehingga memilih untuk memiliki kekayaan mereka yang lebih banyak dalam bentuk likuid. Artinya, kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh ekspansi fiskal meningkatkan permintaan uang. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi menggeser kurva permintaan uang ke kanan, suku bunga harus naik untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Kenaikan suku bungan menurunkan jumlah permintaan barang dan jasa, terutama barang-barang investasi. Sebagian dari investasi yang mendesak mengimbangi ekspansi fiskal, permintaa agregat. [Elmira Putri/STEI SEBI]