Membangun Potensi Diri, Meningkatkan Totalitas

Ilustrasi. (Istimewa)

Dalam kehidupan kita pastilah merasakan sebuah kata putus asa dalam mengejar sebuah target, impian, atau bahkan cita-cita, namun kata putus asa tidaklah baik untuk kita para generasi muda, karena tidak akan menghasilkan sebuah kepastian, hanya akan membuat kita lebih terpuruk dalam sebuah keadaan. Yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini, tidak lain dari bersabar dan bersyukur

Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlaq seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.

Putaran wakttu akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia karena bumi akan tetap berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita, hanya Allah lah harapan kita satu-satunya.

BACA JUGA:  Menemukan Jati Diri

Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.

Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berbuat dan terus melangkah, karena kita memang tidak mengenal kata “berhenti” dalam mencari keridhaan Allah
.
Allah swt. Berfirman :

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukan jalan-jalan Kami.” (QS.Al-Ankabut : 69)

BACA JUGA:  Pemikiran dan Kontemporer: Tantangan dan Peluang Dakwah Islam di Era Digital

Dunia dakwah adalah dunia cahaya dan lautan cahaya yang menerangi jiwa raga dan semesta dengan petunjuk risalah Rasulillah SAW. Gebyar dan gemerlapnya sebuah kota jika tidak dibarengi dengan petunjuk Risalah Rasulullah tidak akan membangun  moral dan kemanusiaan.

Maka risalah Rasulullah sebagai cahaya harus senantiasa di hadirkan seirama dengan status kemulyaan umat Rasulullah SAW sebagai (khoiro ummatin ukhrijat linnasi) umat terbaik yang dihadirkan oleh Allah ke muka bumi ini. Mulia karena mambawa cahaya, mengantar cahaya kepada yang membutuhkanya.

Dakwah dalam makna mengajak diri dan orang lain kepada kebaikan dan  menjauhkan diri dan orang lain dari kemungkaran. Semua dari kita yang merasa umat Rasulullah  SAW harus bisa mengambil bagian dari tugas dakwah ini.. Siapapun kita, yang kaya, yang miskin, yang pandai dan yang bodoh selagi umat Rasulullah SAW ia harus ikut dalam program mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

BACA JUGA:  Entrepreneur Muslim Modern: Menyeimbangkan Ibadah dan Bisnis

Salah satu karakteristik dakwah adalah jalannya panjang dan ujungnya tidak tahu ada dimana. Karena itu sudah sewajarnya jika dalam keberlangsungan dakwah ini ada orang-orang yang tidak dapat bertahan atau berguguran dalam dakwah ini. Panjangnya jalan menuntut kita agar tetap istiqomah meski banyak rintangan yang menghadang, banyak kekecewaan yang muncul kepermukaan, fitnah yang mungkin muncul serta tantangan yang mesti dijawab. Fenomena bergugurannya orang dari jalan dakwah ini tentunya adalah hal yang mesti kita hindari karena hanya akan menimbulkan kerugian bagi kita.

Ditulis oleh: Imas Masitoh.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait