Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi?

Ilustrasi. (Istimewa)

Pertanyaan ini mungkin menjadi pertanyakan yang banyak dipertanyakan dikalangan masyarakat apalagi di daerah atau di kampung yang notabene belum tersentuh arus globalisasi. Buat apa sih perempuan sekolah tinggi-tinggi lawong akhirnya kembali mengurus dapur lagi dapur lagi. Persepsi ini melemahkan semangat para wanita untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan tadi bahwa setinggi – tingginya perempuan bersekolah maka ia kembali sebagai ibu rumah tangga yang urusannya hanya dirumah saja cukup bisa masak, cukup bisa menyuci dan mengurus bayi .

Nah persepsi inilah yang harus kita perbaiki dikalangan masyarakat, semoga dengan tulisan yang akan saya uraikan menjadi inspirasi untuk para wanita melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Dulu perempuan punya keterbatasan untuk bisa lebih maju dan berkembang. Namun saat ini perempuan punya derajat yang sama dengan laki laki, dimana kita sebagai perempuan punya kebebasan dan hak untuk mengeluarkan potensi diri yang ada supaya lebih maju dan berkembang. Bahkan saat ini perempuan boleh menjadi pilot dan sudah ada yang menjadi pilot.

BACA JUGA:  Lenong Betawi: Tradisi Refleksi Identitas Komunitas Masyarakat Betawi

Dibawah ini penulis uraikan beberapa alasan kenapa perempuan itu harus berpendidikan tinggi di antaranya :

1.Mengurangi kemiskinan

Benarkah semakin banyak perempuan yang berpendidikan tinggi akan memgurangi kemiskinan ? Saat prempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam pendidikan, perempuan cenderung untuk terus berpartisipasi dalam bisnis dan kegiatan ekonomi. Kemajuan dan keberlangsungan suatu bangsa tergantung partisipasi perempuan dan pendidikan dan ekonomi. Seperti yang pernah dikatakan Obama dalam pidatonya “Masa depan tidak harus melulu dimiliki kaum patriarki. Masa depan harus di bentuk oleh anak anak perempuan yang bermimpi ketika pergi kesekolah mereka akan menjadi anak yang sejahtera., untuk orang tua, bangsa, dan negara.

2. Perempuan yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas

BACA JUGA:  Tantangan Kecerdasan Emosional pada Era Digital bagi Pendidikan Anak

Sebagaimana pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, nah seperti perempuan cerdas. Anak yang cerdas lahir dari rahim ibunya yang cerdas karena ibu yang cerdas tahu betul bagaimana menjaga dan mempersiapkan anak yang cerdas bahkan sebelum anaknya lahir. Dari faktor hereditas tidak hanya fisik, namun juga intelektual. Anak kita kelak berhak terlahir dari rahim seorang ibu yang cerdas, baik, lagi bijaksana. Maka jadilah perempuan yang tidak bosan untuk menuntut ilmu.

3. Perempuan adalah Pendidik utama anaknya

Setelah perempuan melahirkan dan bertransformasi menjadi ibu. Bertambahlah pekerjaannya, yaitu mengurus suami dan anak. Tidak hanya mengurus saja, bahkan ibu harus menjadi pendidik untuk anaknya. Jadi, bagi calon suami-suami yang menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, berbakti pada orang tua, Nusa dan Bangsa. Maka carilah istri yang dapat mendidik anak dengan jiwa keislaman yang kuat, contohnya seperti perempuan yang mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Anak orang lain aja dididik, apalagi anak sendiri.

BACA JUGA:  Roti Buaya: Tradisi Seserahan dan Simbol Kesetiaan Masyarakat Betawi

قول النّبيّ: الأمّ مدرسة الأولى إذا أعددتها أعددت شعباًطيّب الأعراق.

Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya,maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.

Sebagian orang bijak mengatakan :

Perempuan dilahirkan, ia menjadi jalan syurga bagi kedua orang tuanya. Saat menikah,ia menyempurnakan separuh agama suaminya. Saat menjadi ibu, syurga berada ditelapak kakinya.

Ditulis oleh: Siti Netti Sentri Yunisa, Mahasiswi STEI SEBI Depok.