Mendidik Pribadi Calon Pemimpin Sejati

Ilustrasi. (Istimewa)

Pemuda tak pernah lepas dari yang namanya tanggung jawab di manapun ia berada, pemuda adalah penentu maju atau mundurnya suatu negara dan menjadi kunci utama dalam segala hal bahkan ada riwayat yang mengatakan bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa pemuda bisa juga menjadi penghancur tempat dimana ia berdiri dengan segala kemampuan yang ia miliki. Apalagi melihat kasus kriminalitas yang ada dinegri ini sebagian besar dilakukan oleh pemuda yang menjadi harapan besar untuk memajukan negri yang ada di ujung tanduk ini baik itu kasus pencurian, pemerkosaan, narkotika atau apapun namanya.

Berdasarkan data statistik kriminal, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, selang waktu terjadinya kejahatan ( crime clock) sebesar 00.01’36 (1 menit 36 detik) pada rahun 2014. Entah apa yang membuat mereka tega melakukan itu semua apa karena mereka terjebak oleh ungkapan yang mengatakan bahwa masa muda adalah masa pencarian jati diri. Apa itu yang mereka cari? Tapi kita tak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya mungkin karena sedikitnya tangan-tangan yang mau merengkuh mereka dan menuntun mereka kepada jati diri seorang pemuda yang sesungguhnya, jati diri yang penuh semangat perjuangan membela kebenaran, semangat berkarya dan melatih mereka memimpin negri ini kelak.

Banyak para remaja terlalu terbuai dengan segala kemudahan yang mereka dapatkan di zaman sekarang dari mulai fasilitas, teknologi, akses segala hal yang bisa dilakukan dengan sekali klik tanpa harus menunggu lama sehingga sangat sedikit para remaja yang melek informasi tentang kondisi negara dan pemerintahannya padahal ketika kita berkaca kepada sejarah disaat suara mahasiswa begitu ampuh merobohkan tiang pemerintahan yang berkuasa dengan cara yang tidak adil dan cenderung menyulitkan rakyat, tapi sekarang seorang seorang pemuda hanyalah sosok remaja yang semangat mengejar popularitas, pengakuan, nilai dan dosen seolah-olah istilah “berikan aku seorang pemuda maka akan aku guncangkan dunia” hanyalah penghias isi buku yang hanya dilirik sekilas tanpa ada penghayatan akan makna dari kalimat tersebut yang memiliki arti yang begitu mendalam.

Ada yang menarik dari pernyataan Jessor (1997) yang menyebutkan adanya tiga aspek yang memengaruhi remaja dalam melakukan kenakalan. Aspek pertama adalah aspek kepribadian remaja. Kedua, sistem lingkungan yang diterima. Ketiga, aspek sistem perilaku. Jika disimpulkan dari tiga aspek tersebut menunjukkan bahwa lingkunganlah yang menjadi pemicu perilaku seorang remaja, karena dalam lingkunganlah ia berkembang dalam menumbuhkan kepribadian dan pergaulan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih karakter pemuda dalam pembangunan negri ini:

Pendidikan keagamaan yang sebenar-benarnya

Agama adalah hal yang tidak bisa dilepas dari kehidupan umat manusia, dengan agama pula kehidupan bisa berjalan dengan teratur dan terorganisir. Akan tetapi agama adalah hal yang sering terlupakan bagi semua orang dan menjadikan budaya barat sebagai kiblat dari segala aspek kehidupan anak muda sekarang.

Padahal jika kita berkaca pada kesuksesan pemuda zaman dulu seperti halnya al fatih yang menaklukan konstantinopel pada usia yang relatif muda, hal ini bukan hanya didukung oleh kuantitas yang dimiliki akan tetapi kualitas keimanan yang begitu tinggi dengan tidak pernah meninggalkan qiyamullail sejak ia baligh. Kisah tentang nabi ibrohim yang berani menentang kepemimpinan zaman dulu dengan menghancurkan berhala-berhala dengan resiko dibakar tapi dengan keimana yang kuat nabi ibrohim dengan gagah berani melakukan hal yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh pemuda zaman sekarang.

Penanaman jiwa berprinsip

Seseorang yang berprinsip dan memegang teguh prinsipnya akan mudah terhindar dari hal-hal negarif yang ada di sekitarnya dan ini sangat jarang ditemui pada diri remaja. Rasa takut tidak memiliki teman, tidak diteima lingkungan dsb membuat mereka malah mengikuti perilaku lingkungannya tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.

Pengawasan pergaulan dari orang tua

Orang tua adalah orang orang yang memperkenalkan setiap orang tentang semua yang ada di dunia ini untuk pertama kalimya dan saat seorang anak sudah tumbuh dewasa dan mencoba hal-hal baru kadang orang tuanya melepaskannya begitu saja dan menganggap seolah sianak sudah mampu memilah yang baik dan yang buruk sehingga sianak akan lepas kendali dan melakukan semuanya dan mencetaknya menjadi pribadi yang hanya mementingkan kesenangan pribadinya dan tidak peduli dengan dunia sekitar bahkan permasalahan dalam negrinya sendiri.

Apalagi melihat kelakuan para remaja yang semakin liar seperti acara yang sempat menggemparkan negri ini dengan akan diadakannya bikini party, prostitusi online,pesta seks yang semua dilakukan oleh remaja seolah-olah remaja sekarang hidup tanpa kontrol orang tuanya dan malah mengontrol orang tuanya sendiri.

Penanaman sikap nasionalisme sejak kecil

Seorang pemuda yang memiliki sikap nasionalisme sangat jarang ditemukan di negri ini, walaupun ada maka hanya 1:1000 pemuda dinegri ini, pendidikan nasionalisme sejak dini merupakan hal yang sangat penting untuk bisa menanamkan rasa memiliki yang tinggi terhadap negri ini, dengan rasa nasionalisme yang tinggi pulalah menjadi pelopor tercetusnya sumpah pemuda maka di era sekarang juga rasa nasionalisme ini juga sagat dibutuhkan untuk mempertahankan negara ini dari kehancuran yang ditimbulkan baik faktor dari luar maupun dari dalam negeri sendiri.

Penanaman rasa tanggung jawab

Tanggung jawab adalah hal terpenting yang harus dimiliki dalam mengemban amanah terutama jika amanah tersebut berhubungan dengan kepentingan umum namun hanya orang tertentu yang mampu mengemban amanah dengan tanggung jawab, karena banyak sekali yang mengatakan mampu mengemban amanah dengan tanggung jawab namun sedikit sekali yang bertanggung jawab ketika mereka sudah menanggung amanah yang sudah ia terima.

Untuk pelajaran tentang rasa tanggung jawab ini kita bisa berkaca kepada nabi yusuf, mungkin juka kita mendengar tentang nabi yusuf maka yang terbayang dan pertama kali disebutkan adalah tentang ketampanannya yang mampu mengunci setiap mata yang memandangnya tapi disisi lain ia memiliki sikap tanggung jawab yang patut ditiru, dengan penuh rasa percaya diri nabi yusuf menawarkan dirinya untuk bisa menjadi bendahara mesir dan mengantarkan mesir menjadi negara yang sangat makmur dengan rasa tanggung jawabnya yang begitu tinggi dalam menanggung amanah yang sangat besar dan kepentingan seluruh rakyat mesir pada masa itu.

Sudah saatnya pemuda bangkit dari tidurnya dan keluar dari zona nyaman untuk merangkai masa depannya yang lebih baik dengan karya yang luar biasa.

Ditulis oleh: Rofiatus Saadah, Mahasiswi STEI SEBI Depok.