Gadget dan Realitas Sosial

Ilustrasi.Manusia hidup di dunia tidaklah seorang diri, tetapi dengan berjuta orang di muka bumi. Pada hakikatnya manusia juga ditakdirkan sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia pun dituntut untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi.

Hal inilah yang membuat manusia terus berupaya melakukan cara agar melakukan komunikasi dan interaksi dengan cepat dan mudah sehingga lahirlah smartphone di tangan manusia.

Namun, smartphone/gadget tidaklah berdiri sendiri, tetapi adanya kehadiran internet di dalamnya membuat gadget semakin digemari oleh semua lapisan masyarakat baik anak-anak maupun orang tua.

Seperti dikutip pada buku Etnografi Virtual karya Dr. Rulli Nasrullah,M.Si, kehadiran teknologi internet membawa banyak perubahan, salah satunya terhadap budaya(culture) di antara penggunanya. Sadar ataupun tidak, internet dan gadget sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari realitas kehidupan sehari-hari.

Abigail Megan, Mahasiswa Jurnalistik University of Westminster mengatakan kehadiran gadget saat ini memang sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, walaupun masih kurang menyeluruh.

“Jadi menurutku, sudah bukan pilihan lagi, semua yang memiliki akses sudah pasti ‘bergantung’ pada gadget. Setiap hari, pekerja kelas menengah ke atas pasti cek surel, bahkan meeting pun sering lewat Google Hangout/Skype.” ujar Abigail.

Kehadiran gadget pun membuat manusia tak bisa lepas darinya. Bangun tidur langsung memegang gadget, ke kamar mandi pun sambil memegang gadget, bahkan yang lebih membahayakan adalah saat mengendarai dan saat di jalan pun orang masih memegang gadget dan memainkannya.

BACA JUGA:  Antara Kekerasan Seksual dan Normalisasi dalam Budaya Populer

Lalu apa yang membuat seseorang tidak bisa terlepas dari gadget?

Menurut Mahasiswa Psikolog Universitas Negeri Jakarta, Intan Waza Noveka, hal yang menyebabkan seseorang tidak bisa terlepas dari gadget karena menurut mereka gadget adalah hal utama bagi kehidupan mereka. Tanpa adanya gadget mungkin mereka tidak bisa berinteraksi secara cepat, efektif/instan, dan mudah. Padahal, berinteraksi dengan lingkungan sosial lebih memiliki banyak manfaat dibandingkan berinteraksi melalui gadget.

Bagi semua orang gadget juga merupakan sarana komunikasi yang utama, dengan gadget mereka dapat memberi informasi ke orang lain dan mendapatkan informasi dari orang lain.
Berikut dampak psikologis yang muncul bagi seseorang terhadap pengaruh gadget menurut Intan Waza Noveka, Mahasiswa Psikolog Universitas Negeri Jakarta:

Sebagai sarana pengungkapan

Gadget merupakan sarana pengungkapan seseorang karena bagi seseorang khususnya kaum wanita mungkin gadget merupakan hal yang dapat menghilangkan stress yang sedang dialaminya karena dengan menggunakan gadget mereka bisa melakukan dan mengungkapkan apa saja yang membuat perasaannya tenang kembali, tapi perlu diperhatikan, sebagai penggunan perlu bijaksana dalam menggunakan gadget demi kesehatan jiwa dan raga kita.

BACA JUGA:  Pengaruh Musik terhadap Emosi dan Perilaku Manusia

Timbul perasaan iri hati

Dengan adanya gadget pun dapat menimbulkan perasaan iri hati di setiap individu karena semakin tinggi kualitas gadget akan meningkatkan kompetisi di antara individu tersebut untuk memiliki gadget yang memiliki kualitas tinggi tersebut.

Berkurangnya perilaku sosial seseorang di lingkungan masyarakat

Hadirnya gadget juga dapat mengurangi perilaku sosial seseorang di lingkungan masyarakat. Mereka menjadi jarang melakukan interaksi langsung antarpribadi, cenderung menutup diri dan memiliki ego yang tinggi sehingga ketika mereka berinteraksi cenderung emosional.

Menurut Raynaldi, Mahasiswa Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, sikap masyarakat Purwokerto dalam menggunakan gadget pun sudah meraba ke orang tua dan kawula muda.

Muhammad Isni, Mahasiswa Universitas Riau pun mengatakan masyarakat di Riau dalam menggunakan gadget memang tidak berlebihan, tetapi gadget sudah merupakan prioritas bagi masyarakat di Riau.

Lain halnya di negeri pusat industri maju, Inggris. Menurut Abigail Megan, mahasiswa University of Westminster, kebiasaan membuka gadget sewaktu bangun tidur terjadi karena saat ini orang menggunakan gadgetnya sebagai alarm.

Ia juga menjelaskan mahasiswa di Inggris yang bermain gadget biasanya hanya dilakukan pada kelas yang ukuran ruangannya besar, tetapi pada kelas yang ukuran ruangannya lebih kecil, hampir tidak ada yang bermain gadget, mereka biasanya berinteraksi langsung.

BACA JUGA:  Evolusi Komunikasi: Dari Bahasa Isyarat hingga Kecerdasan Buatan

Lalu, bagaimana cara menggunakan gadget yang baik dan benar?

Berikut cara yang dapat Anda lakukan dalam menggunakan gadget yang baik dan benar bagi psikologis seseorang menurut Intan Waza Noveka, Mahasiswa Psikolog Universitas Negeri Jakarta:

  • Batasi penggunaan gadget yang berlebihan karena hal tersebut bisa mengurangi aktivitas fisik dan sosial.
  • Lakukan aktivitas lain yang bermanfaat untuk mengalihkan penggunaan gadget yang berlebihan.
  • Berinteraksi dengan lingkungan sosial atau dunia nyata yang tidak ditemukan dalam komunikasi melalui gadget.

Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memang tidak ada salahnya, namun diperlukan sikap yang bijaksana dalam penerapan dan penggunaanya.
Di zaman yang serba canggih dan instan ini pun peran masyarakat khususnya dalam menggunakan gadget harus tetap melakukan kewajibannya sebagai mahluk sosial yang harus melakukan tindakan sosial secara nyata atau realitas sosial di lingkungannya. Jangan sampai gadget melunturkan kodrat manusia sebagai mahluk sosial dan menggeser budaya kehidupan sehari-hari manusia.

Tidak hanya melakukan respon suka atau tidak suka di media sosial yang dapat dilakukan dalam gadget, tetapi juga memberikan respon suka atau tidak suka dan komentar secara berinteraksi langsung. (Yolanda Bonnita/PNJ)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *