Menulis Artikel di Media Massa

Ilustrasi. (Istimewa)

Saya bukan penulis yang harus di panggil seorang penulis. Namun, menulis saat ini sudah menjadi hobi dan kebiasaan. Meski pada awal nya saya menulis karena memang benar-benar di paksa. Iya, di paksa. Saya bukan tipe orang yang suka baca kemudian nulis. Saya ini aktivis social yang suka nya terjun langsung ke lapangan. Namun, berawal dari keterpaksaan itu. Saya tidak mau ilmu yang saya dapat selama kuliah ini hanya saya dan orang sekitar saja yang mengetahui nya. namun juga saya ingin orang-orang di kampung juga merasakan dan mengetahui dengan ilmu yang saya pelajari selama disini. Hingga pada saat itu, saya berpikir harus apa yang saya lakukan? Di tengah malam saya mencoba mereview beberapa mata kuliah. Kebetulan saya kuliah di Ekonomi Syariah yang saat ini masih kurang di kenal oleh masyarakat. Tulislah artikel pertama saya yang berjudul “Ekonomi Syariah Wujudkan Kemaslahatan Ummat” dimana saya tulis artikel itu dengan penuh keyakinan dan pemahaman yang saya tahu. Tercipta lah satu 1 artikel dengan 2 halaman. Keesokan hari nya, saya merasakan bahwa menulis itu ternyata mudah jika mood dan keinginan sudah memuncak.

Beberapa hari ini kemudian, saya menulis salah satu tulisan fiksi yaitu cerpen. Alhamdulillah dengan 35 halaman itu selesai pada waktu kurang lebih 4-5 hari. Saya berpikir kalau cuman tulisan ini saya simpan di laptop kemudian saya share di akun media social yang saya miliki, rasanya kurang memuaskan. Entah dari mana ide itu muncul, saya coba mengirimkan beberapa artikel saya ke media online nasional dan lokal. Setelah pengiriman beberapa hari lalu melalui email. Ada beberapa media massa yang melirik artikel saya dan di muat di media online dan cetak. Ternyata mudah yaa, mengirimkan tulisan ke media masa. Ya, memang mudah sekali. Namun, disini harus di garis bawahi bahwa menulis di media massa bukan berarti kita sudah jago dalam dunia jurnalistik. Tetapi kembali lagi niatkan bahwa menulis untuk berdakwah agar semua kalangan masyarakat yang ada di bumi mengetahui apa yang ingin kita sampaikan.

Kemudian gimana sih, cara nya mengirimkan artikel ke media ? kadang kita gak percaya diri sama apa yang kita tulis. Nah, ketidakpercayaan itu lah yang bisa buat fatal. Karena reader akan melihat dan membaca apa yang kita sampaikan. Urusan tulisan kita di publish atau tidak nya itu urusan nanti. Kembalikan lagi niat kita dalam menulis, apasih yang mau di cari? Terkenal jadi penulis? Dapat honor? Dll. Buang dulu pikiran seperti itu nya. menulis untuk berdakwah, itu lah yang saya tekan kan pada diri saya sendiri dalam keistiqamahan saya dalam menulis.

Menurut buku nya M Arief Hakim, salah satu motivasi menulis di media massa ? pertama, dengan menulis di media massa maka tentu nya ide dan gagasan kita akan di baca di apresiasi oleh khalayak umum. Saat ini saya sudah menjadi contributor di beberapa media online maupun cetak di nasional maupun lokal. Alhamdulilla, berawal dari cuman kirim-kirim saja namun bisa menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi diri saya khususnya. Tulisan kita biar tersebar kemana-mana. Kemudian ranah dakwah kita juga semakin luas lagi. Kedua, dengan menulis di media massa , kita bisa mendapatkan honorium atau apresiasi dari media yang lumayan. Hal ini terkait dengan faktor kemandirian dan kebutuhan hidup. Apalagi saat ini dunia jurnalistik semakin membuka peluang besar. Sudah banyak media yang menghargai beberapa tulisan masyarkat dengan honor yang cukup mulai dari 200 ribu per artikel atau tulisan lainnya.

Kemudia jika kita menulis di media massa sebaiknya memakai bahasa yang populer, sederhana, komunikatif, dan mudah di pahami oleh khalayak. Bahasa yang kaku, ketat, dana formal atau terlalu bersifat akademis sebagaimana halnya bahasa makalah, paper, skripsi dll tentu nya tidak cocok untuk konsumsi media massa.

So, buat kamu yang hobi nulis baca jangan ragu-ragu buat nulis di media massa. Percaya diri apa yang kamu tulis. Jangan sampai karya mu hanya tersimpan di laptop dan gadget mu saja. Yuk mulai nulis! Biar ranah dakwah kita semakin luas lagi. Niatkan menulis untuk berdakwah. Keep Writing ~

Reni Marlina (Writer Executive Media)