
Gundukan sampah di bantaran kali Angke, menimbulkan bau yang tidak sedap bagi warga sekitar. Namun, hal itu tidak menjadi pemandangan baru bagi warga sekitar. Budaya membuang sampah ke sungai-sungai menjadi salah satu budaya buruk yang melekat pada sebagian warga Indonesia.“iya, memang warga sini sering banget buat sampah ke kali itu,” ujar Inah, seorang ibu rumah tangga.
Tidak heran bilan musim penghujan dating, banjir pun tidak dapat di hindari di kawasan ini. Banjir yang biasanya hingga lutut orang dewasa ini sudah amat biasa di rasakan oleh warga sekitar, bila sudah terjadi mereka tidak bisa berbuat apa apa.
Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu yang sulit menangani masalah sampah yang masih menjadi momok utama. Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan, Nur Slamet menyatakan produksi sampah di Tangerang Selatan mencapai 800 ton setiap harinya. Sampah tersebut dihasilkan dari 500 ribu kepala keluarga, pasar tradisional dan kawasan pertokoan. Dari sekian banyak sampah tersebut, hanya 30 persen yang terangkut ke TPA Cipecang, 20 persen tereduksi melalui bank sampah.
Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sangatlah minim. Banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai di kawasan tempat tinggal mereka, sehingga menyebabkan berbagai masalah. Aroma yang tidak sedap di kawasan sungai, banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai sehingga sering mengakibatkan banjir ketika hujan besar dan juga masalah kesehatan.
Perilaku membuang sampah sembarangan ini, tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status sosial. Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya sendiri.
Parahnya lagi kebiasaan tersebut oleh sebagian besar masyarakat kita tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah. Kebiasaan untuk hidup sehat dan bersih tidak terlalu menjadi prioritas masyarakat karena masih banyak hal-hal yang lebih penting antara lain seperti memikirkan bagaimana menyediakan makanan sehari-hari di atas meja atau lantai untuk keluarga, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya
Melibatkan masyarakat umum untuk membantu menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing secara umum akan lebih efektif dan efisien. Masyarakat harus berani menegur orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuat sampah sembarangan.
Padahal ada empat prinsip dasar yang dapat digunakan dalam menangani masalah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:
Reduce (Mengurangi)
Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Reuse (Memakai kembali)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang)
Sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Replace (Mengganti)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Budaya membuang sampah sembarangan yang sudah lama melekat ini harus segera di hentikan. Masyarakat harus sadar akan damapak yang akan di akibatkan dengan membuang sampah sembarangan. Mulai dari bencana Banjir hingga kesehatan yang terancam jika mengirup sampah. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri tanpa ada turun tangan dari masyarakat sekitar. Jika lingkungan hidup kita bersih dan sehat kita bisa memikirkan hal hal penting lainnya.
Khaura Sanabillah La Macca
(Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)