Setiap Kita Punya Seorang Kartini

Ilustrasi
Ilustrasi

Hari Kartini mungkin hanya dirayakan sehari dalam setahun, dan sosok Kartini yang kita kenal adalah Raden Ajeng Kartini. Namun, apakah kamu sadar, bahwa masing-masing dari kita ini memiliki seorang “kartini”?

Sosok Kartini adalah sosok perempuan pelopor emansipasi wanita yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Sosok perempuan tangguh yang mampu mengangkat derajat perempuan ke tempat yang lebih baik. Sosok perempuan yang santun, cerdas, dan berani, sosok yang pantas menjadi panutan seluruh perempuan di negeri ini. Sosok perempuan, yang mirip dengan sosok Ibu.

Salah satu sosok Ibu yang memiliki “kartini” dalam dirinya adalah seorang Ibu yang mampu membesarkan ketiga putrinya dan merawat suaminya sekaligus. Seorang Ibu yang berasal dari sebuah kota kecil, Kota Cilacap. Beliau adalah Siti Fatimah. Pemilik nama yang indah itu adalah seorang bidadari tanpa sayap yang dikirim oleh Tuhan ke tengah-tengah keluarga kami.

Ibu berasal dari sebuah keluarga sederhana bersama dengan ke-7 saudaranya. Ibu terbiasa menjadi pihak yang selalu mengalah dalam keluarganya, pihak yang selalu mendahulukan kakak dan adiknya, pihak yang selalu mudah memaafkan, dan pihak yang sangat menyayangi kedua orangtuanya.

Semasa hidupnya, Ibu tidak pernah meninggalkan kedua orangtuanya. Hingga keduanya berpulang, Ibu lah yang berada di samping mereka saat itu. Bahkan setelah berkeluarga, kebiasaan untuk selalu ada juga dibawa Ibu ke rumah. Ibu tidak pernah meninggalkan kami, tidak pernah meninggalkan Bapak bahkan disaat Bapak berada pada kondisi paling tidak berdaya.

Salah satu pesan Ibu yang paling menguatkan, bahkan disaat terberat adalah, “Jangan lupa sholat, tahajud sama dhuhanya ditambah ya, Inshaa Allah Allah ada disaat paling dibutuhkan”. Sebuah kalimat nasihat untuk selalu mengingat asal, sebuah kalimat sederhana tapi mampu menguatkan.

Seorang Ibu adalah sosok Kartini yang hanya dimiliki oleh satu keluarga, Kartini yang melimpahkan seluruh kecerdasan, dan keberanian untuk keluarganya. Sosok Kartini masa kini yang akan selalu jadi kebanggaan kami.
Selalu sehat Ibu, selalu jadi dokter yang rajin “menyuntikkan” semangat untuk kami, selalu jadi perempuan tercantik untuk Bapak, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih sayangNya kepadamu, Ibu.

Islamia Amanatus Sholihah
Mahasiswi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta