Rindu Untukmu Ayah

ilustrasi. (tumblr)
ilustrasi. (tumblr)

Kasih sayang selalu diberikan oleh setiap orang tua. Tak hanya itu, mereka selalu lantunkan doa dan harapan yang terbaik untuk anak-anaknya. Air mata, keringat, dan nyawa pun mereka taruhkan untuk kebahagiaan keluarga dan buah hatinya. Walaupun harus berjuang mengarungi lautan.

Tak ada satu orang pun di dunia ini yang menginginkan kehilangan orang tua. Bersyukur dan berbahagialah jika kalian masih memiliki keluarga yang lengkap. Saya merasa beruntung karena masih memiliki keluarga yang utuh, tak merasakan sebuah kehilangan.

Dari jutaan anak di dunia, mereka menyepelakan peran orang tua dalam kehidupannya. Membantah dan menganggap angin berlalu setiap kata yang terlontar darinya. Lupa dengan kewajiban sebagai anak yang harus berbakti kepada orang tua, termasuk saya. Entah bagaimana saya membalas jasa mereka?

Saya sangat beruntung, dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Ayah dan Ibu mengajarkan kami selalu bersyukur di setiap keadaan.

Kekecewaan, masih sering saya lakukan pada mereka. Hanya mampu meneteskan air mata kesedihan. Tetapi saya berpikir, saya hanya bisa memberikan kebahagiaan melalui nilai di bidang pendidikan. Walaupun saya sering menyakiti hatinya dengan hal disadari atau tidak disadari, saya sangat menyayanginya.

****

Effendi, nama yang selalu saya sebut dalam doa. Wajah yang selalu bersinar, muda dan tidak ada sedikit pun rambut yang berwarna putih, memberikan sinyal bahwa ia adalah seorang laki-laki kuat yang memiliki seribu alasan dilahirkan di dunia ini.

Membahagiakan keluarganya, adalah sebagian kecil tapi dengan perjuangan sangat besar yang ingin ia capai. Mungkin, inilah alasan mengapa ia lahir di dunia ini. Sosok ayah yang rela mengorbankan waktu kebersamaannya dengan keluarga.

Jauh dari keluarga pun ia relakan untuk mencari nafkah. Badai dan ombak besar pun beliau terjang untuk tetap menjalankan tugas sebagai teknisi mesin kapal.

***

Bagi Ayah, manusia yang memiliki pendidikan tinggi tidak akan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Menurutnya, pendidikan ialah nomor satu, ia mendukung ketiga anak-anaknya dalam mencapai pendidikan setinggi mungkin. Ayah tak pernah memaksa saya untuk mendapatkan juara kelas, tetapi saya selalu berusaha untuk mencapai semua yang diinginkannya. Ia berkata seperti itu karena tak ingin memberatkan saya dalam menjalankan pendidikan.

Dari dulu hingga sekarang, saya berusaha memberikan hasil yang terbaik. “Alhamdulillah, ayah sangat senang mendengar nilai kakak, semua beban ayah seketika hilang. Ayah bangga dengan kakak”, ujar Ayah. Air mata kebahagiaan pun menetes karena sudah membuat ayah senang meskipun hanya sebatas nilai.

Ayah tak pernah membentak saya, namun sikapnya yang sangat tegas dalam mendidik membuat saya seperti sekarang ini. Ia adalah sosok yang saya rindukan.

Seiring bertambahnya usia, saya paham dengan apa yang dilakukan ayah selama ini. Semuanya ia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Beruntung, bahagia, dan bersyukur adalah ungkapan karena memiliki ayah hebat sepertinya. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup saya.

Akan tiba saatnya, orang tua saya mengistirahatkan dirinya di rumah dan menikmati hasil kerja keras dan bimbingan terhadap anak-anaknya selama ini.

Kutitipkan rindu ini untuk Ayah di sana.

Ditulis oleh Feny Sasmitha
(Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)