Pesan Seorang Ibu Kepada Anak Perempuannya

Ilustrasi
Ilustrasi

Menjadi seorang wanita karier memang terdengar menyenangkan. Selain memiliki penghasilan sendiri setiap bulannya, wanita karier juga lebih bisa mandiri sehingga tidak harus bergantung dengan orang lain. Hal itu pula yang terjadi pada seorang ibu dalam sebuah keluarganya sederhana.

Seperti para ibu hebat di belahan dunia mana pun, yang sudah mengandung dan melahirkan, ia merupakan seorang pahlawan yang luar biasa bagi tiga orang anaknya. Selain sebagai sosok istri yang taat kepada suaminya, ia juga ibu yang penuh belas kasih dalam mendidik sang buah hati.

Bacaan Lainnya

Dengan segala keterbatasannya, ia selalu berusasaha mengasihi anak-anaknya dengan cara yang paling sempurna. Bagi suaminya, ia merupakan sorang istri yang sangat patuh dan penyayang. Meski memiliki tanggung jawab sebagai seorang pendidik di sebuah sekolah dasar milik pemerintah, ia tak pernah lalai akan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu di rumah.

BACA JUGA:  Perjalanan 54 Kilometer: Bukan Sekadar Jarak, Tapi Sebuah Makna

Oleh karenanya, ia pun harus memutar otak demi bisa membagi waktu antara keluarga dan karier. Jika setiap pagi tugas para ibu rumah tangga hanya sebatas merapikan rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami beserta anaknya, maka ia lebih daripada sekadar itu.

Setelah merapikan rumah, dan perut suami serta anak-anaknya terisi penuh, wanita berkerudung itu bergegas menyiapkan diri untuk pergi mengajar anak-anak didiknya di sebuah sekolah dasar negeri, tempatnya mengais rupiah. Usai melaksanakan pekerjaan mulianya itu, ia kemudian kembali ke rumah dan segera melanjutkan serta menuntaskan segudang pekerjaan rumah yang sudah menanti sejak ia tinggal pergi mengajar.

BACA JUGA:  Pentingnya Menggunakan Tumbler: Langkah Kecil dengan Dampak Besar bagi Lingkungan

Setelah pekerjaan rumah tangganya rampung, pahlawan tanpa tanda jasa itu tak lantas mengistirahatkan dirinya. Ia justru kembali kepada pekerjaannya yang dibawa dari sekolah. Tidak jarang ia membawa ke rumah tugas-tugas yang seharusnya ia selesaikan di sekolah demi bisa tiba di rumah lebih awal.

Rasa lelah dan penat yang menggelayuti tubuhnya tak pernah ia hiraukan. Kendatipun diminta untuk istirahat beberapa saat saja, ia tak akan berhenti. Namun demikian, sang ibu selalu menganggap semua lelahnya merupakan rezeki yang begitu nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.

Kini usia guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu kian bertambah, rambut hitamnya mulai memutih, bahkan garis-garis halus di wajahnya semakin jelas terlihat manakala ia menyunggingkan sebuah senyuman. Ia seorang ibu yang masih setia dan cinta pada rutinitasnya. Di sela kesibukannya, ia tak pernah lupa menegaskan kepada tiga orang putrinya, agar tidak hanya menjadi seorang istri dan ibu yang baik di dapur.

BACA JUGA:  Bambu Laut Pemecah Gelombang: Solusi atau Kepentingan Sepihak?

Ia menjelaskan, saat ini wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria dalam bebagai hal. Untuk itu, ketiga buah cintanya sudah belajar banyak dari pelajaran yang selama ini ia torehkan. Ia berharap, kelak, anak-anaknya mampu menjadi seorang istri sekaligus ibu yang bisa dibanggakan melebihi dirinya.

Ia, wanita hebat yang aku panggil Ibu, dengan penuh cinta.

Ditulis oleh Putri
Mahasiswi Politeknik Negeri jakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *