
Depok, (20/2) -Seiring maraknya kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak, Pemkot Depok melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok bersama pihak Kepolisian menggelar penyuluhan tentang pencegahan kejahatan terhadap anak di SDN 3 Beji, Depok, Jumat (19/2).
Polresta Depok bersama Dinas Pendidikan Kota Depok mengajak keluarga korban penculikan dan pembunuhan, Jamaludin (7) pelajar SD Beji Depok berdialog dengan pihak sekolah, orangtua murid, dan para pelajar lainnya.
Keluarga korban dihadirkan sebagai pembelajaran kepada orangtua dan siswa lainnya agar tak menjadi korban serupa. Kegiatan diskusi juga menampilkan pemutaran film tentang bahaya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.
“Tidak boleh memegang bagian wajah, perut, dada, bagian celana depan, dan belakang ya. Harus berani berkata tidak, lari, dan berteriak,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok AKP Elly Pandiasari di SDN 03 Beji, Depok, Jumat (19/2).
Elly mengungkapkan, betapa banyaknya jumlah laporan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak yang diterima Polresta Depok. Dalam kurun Januari 2016 saja, ada 39 laporan dalam sebulan.
“Keluarga Jamal hadir di sini kami turut prihatin. Kasus sedang ditangani. Pelaku sudah ditangkap. Hal ini jadi perhatian kita semua berikan pencegahan di kemudian hari tak lagi begitu. Januari kemarin laporan polisi 39 LP ini sungguh besar. Tetapi tenaga kami hanya 11 penyidik. Sedangkan para pelapor harus kejar tayang. Harus saat ini juga pelaku ditahan,” paparnya.
Karena itu, kata Elly, polisi memerlukan waktu, tenaga, dan pembuktian. Kemudian tindakan pencegahan bagaimana untuk mengurangi kasus tersebut. (fa)
Komentar