Angka Kematian Bayi di Depok Terus Menurun

dprd-kecewa-dengan-kinerja-pemkot-depok-Asi

Berdasarkan data Dinas Kehatan Kota Depok angka kematian bayi (AKB) di Kota Depok terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

AKB pada 2013 sebanyak 2,64 permil per 42.661 kelahiran hidup, dengan jumlah kasus kematian 113 bayi. Kemudian, pada 2014 sebanyak 1,77 permil per 46.679 kelahiran hidup, dengan jumlah kasus sebanyak 83 bayi.

“Pada 2015 ini data kami baru sampai September. Sebanyak 1,02 permil per 30.009 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian sebanyak 38 bayi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Noorzamanti Lies Karmawati kepada SP, Jumat (20/11) di Gedung Dibaleka II, Kota Depok, Jawa Barat.

Diungkapkan, beberapa penyebab kematian bayi di antaranya adalah gangguan pernapasan, berat badan lahir rendah (BBLR), dan sepsis atau infeksi. Gangguan pernafasan pada bayi biasanya dipicu karena asap rokok. Bisa karena ayah si bayi yang merokok atau si ibu yang menjadi perokok pasif ataupun si ibu juga merokok aktif.

BACA JUGA:  Mobil Dilarang Melintas Jembatan Kuning, Kecuali Ambulans

“Bila bayi terpapar asap rokok sejak dalam kandungan maka dia bisa lahir dengan BBLR. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk menghindari asap rokok semasa hamil,” terang Lies.

Lebih lanjut diungkap dia, pemicu kematian pada bayi juga bisa disebabkan karena sepsis atau infeksi. Terjadinya infeksi ini misalnya karena tali pusat yang belum puput dan salah perawatan. Sepsis dapat menyebar ke seluruh tubuh bayi dan mengancam keselamatan jiwa si bayi.

BACA JUGA:  Gawat! DBD di Depok Tembus 328 Kasus

Guna mencegah bayi BBLR ataupun segala bentuk gangguan lainnya, Dinas Kesehatan Kota Depok selalu memantau kesehatan para ibu sejak masa mengandung. Seluruh puskesmas di Depok selalu memberikan penyuluhan dan memeriksa kesehatan ibu hamil secara berkala.

Bila ibu hamil kekurangan gizi, maka puskesmas meminta si ibu untuk terus-menerus makan dengan porsi sedikit tapi sering. Ibu hamil pun tak boleh alpa untuk memeriksakan kondisi kehamilannya untuk memastikan bahwa janin yang dia kandung dalam kondisi sehat.

“Kami terus berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal. Indikator kesehatan sebuah kota dilihat dari usia harapan hidup. Nah, usia harapan hidup ini didapat dengan menghitung jumlah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi. 15 program yang ada di Dinas Kesehatan jelas bertujuan untuk menurunkan AKB dan AKI,” pungkas Lies.