Sikap Kepahlawanan dalam Sosok Ayah

Ilustrasi ayah dan putrinya. (Istimewa)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama.

Sementara sikap kepahlawanan selalu ditunjukkan oleh sikap rela berkorban, pengabdian dan dedikasi serta semangat juang yang tinngi.

Kata pahlawan inilah yang cocok disematkan untuknya. Meskipun terkesan cuek, sosoknya memiliki kasih sayang yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari pengorbanan dan sifat perhatiannya.

BACA JUGA:  Tingkatkan Kesadaran Generasi Z dalam Pemilu 2024

Jika dihitung-hitung, pengorbanannya tidak terhingga. Segala pengorbanannya pun ia lakukan secara tulus dan tidak pernah meminta imbalan. Baginya, melihat sang anak tersenyum bahagia adalah hal yang luar biasa. Demi mencapai kebahagiaan tersebut, ia pun berjuang, membanting tulang, dan menerjang segala rintangan yang ada.

Ia sadar mempunyai kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Namun, ketidak sempurnaannya itu ia jadikan sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras. Ia rela meninggalkan rumah di saat matahari terbit dan pulang ketika matahari terbenam.

BACA JUGA:  Tingkatkan Kesadaran Generasi Z dalam Pemilu 2024

Lelah? Tampaknya rasa itu tidak pernah ia ucapkan ataupun ia tampilkan. Itulah kehebatannya, mampu menyembunyikan rasa lelah. Bahkan, ia juga mampu menanggung rasa sakit atau deritanya sendiri. Semua ini semata-mata ia lakukan agar anakmu ini tidak cemas.

Tak hanya kerja keras, ia pun turut memberikan perhatian seperti menanyakan kesehatan, perkembangan sekolah, ataupun masalah-masalah yang mungkin sedang dihadapi oleh anakmu ini. Buruknya, anakmu terkadang kurang peka dengan bentuk perhatian yang diberikan. Jika ditanya, anakmu ini hanya mengangguk atau menggeleng seakan-akan tidak ingin bertukar pikiran ataupun sekadar mengobrol biasa. Walaupun begitu, ia tidak marah dan justru memberikan nasihat-nasihat yang baik tanpa diminta.

BACA JUGA:  Tingkatkan Kesadaran Generasi Z dalam Pemilu 2024

Alangkah beruntungnya anakmu ini memiliki sosok yang baik, tulus, dan bertanggung jawab. Kini, anakmu hanya mampu mengucapkan kata sayang dan hal itu tentu belum cukup untuk membalas pengorbananmu yang mungkin tidak akan pernah bisa dibalas dengan apapun.

Teruntuk Ayah, terima kasih sudah menjadi pahlawan dan sosok lelaki terhebat selama ini. Semoga pengorbananmu menjadi ibadah dan lelahmu menjadi berkah. Sekali lagi, terimakasih Ayah. [Ade Rachma Unzilla/PNJ]