Ibu, Pemilik Cinta yang Luar Biasa

Ilustrasi. (Istimewa)

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Sebait puisi karya Chairil Anwar tersebut menggambarkan setiap perbuatan orang tua terhadap sang anak pasti memiliki tujuan yang baik. Peran ayah dan ibu tidak bisa dipisahkan. Ketika ayah menjadi tulang punggung keluarga, ibu yang lantas memberikan kasih sayang, perawatan, bimbingan, dan pembelajaran dini di rumah. Mungkin ibu bukanlah sosok yang sempurna, namun memiliki hati yang sempurna.

Besar kasih sayang dan cinta seorang ibu tidak dapat diukur, dihitung, apalagi digantikan dengan apapun di dunia ini. Begitu pun ketika ibu memarahi anak kesayangannya. Hal tersebut bukan hanya karena emosi semata, tetapi dicampur dengan perhatian dan juga rasa sayangnya pada sang anak.

Perdebatan antara anak dan ibu memang sulit dihindari. Penyebabnya mulai dari kurang komunikasi sehingga terjadi salah paham, sampai kesalahan yang memang dibuat sang anak. Ketika ibu melontaran kata-kata atas kesalahan anaknya, mungkin sebagian besar anak sering merasa diposisi yang serba salah, diam dianggap tidak mendengarkan, dan berbicara dianggap membantah.

Seorang ibu memang biasanya memiliki tingkat berbicara yang lebih banyak dibandingkan seorang ayah, terlebih semua itu dilakukan dengan alasan yang kuat. Dibalik kemarahannya, ibu memiliki sejuta harapan agar anaknya menjadi lebih baik.

Hingga akhirnya anakmu ini tersadar bahwa setiap amarahmu memiliki makna. Setiap kali aku berbuat salah ibu menghukumku dengan nasihat, setiap kali aku dalam kesakitan ibu obati dengan penawar dan semangat, setiap kali aku kecewa ibu bangun di malam sepi lalu bermunajat, dan bila aku mencapai keberhasilan tentu ibu yang pertama bersyukur pada Tuhan.

Ibu selalu sabar dan mendoakan yang terbaik untuk anaknya sekalipun sang anak sering kali melakukan kesalahan atau membantah perkataannya. Sesungguhnya setiap keberhasilan anak terselip doa ibu yang luar biasa. Kasihnya sepanjang masa dan tak pernah tergantikan.

Betapa berdosanya aku yang terkadang membantah dan lalai atas perkataanmu, sesungguhnya dengan berkata “ah” saja itu sungguh dosa yang sangat besar. Setiap mengingat pengorbanan dan semua jasa ibu terhadap hidupku selama ini, tanpa sadar selalu kuteteskan airmataku, sadar akan semua dosaku terhadap ibu.

Hati ibu itu sempurna, tak peduli berapa kali sang anak menyakiti hatinya, ibu selalu memiliki maaf untuk anaknya. Ibu maafkan anakmu atas setiap tetes air mata yang membasahi wajah cantikmu hanya karena semua sikapku yang mengecewakanmu.

Maafkan kata-kata yang telah terucap oleh bibirku, yang tak sengaja telah menyakiti perasaan ibu. Kasih sayang ibu sangat sempurna kepada anaknya dan sejahat apapun aku menyakitimu, tetapi ibu tak pernah membenci. Sungguh, cinta yang luar biasa adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.

Alma Dwi Nur Jannah