Keunikan Tari Seribu Tangan

(Foto: Tutut Hasti)

Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke sehingga Indonesia kaya akan berbagai hal kebudayaan. Kebudayaan tersebut dapat berupa tarian, bahasa, nyanyian, olahraga, pakaian, dan adat istiadat.

Banyak unsur yang mengakibatkan lahirnya kebudayaan, salah satunya adalah kepercayaan. Dari sekian banyak kepercayaan yang ada di Indonesia, yang sangat berpengaruh adalah Islam. Islam memberikan warna yang khas dalam kebudayaan yang ada di Indonesia. Mulai dari bahasa, adat istiadat, tarian, lagu dan lain sebagainya.

Menurut Sumandiyo Hadi dalam bukunya yang berjudul Mencipta Lewat Tari, dasar dorongan manusia untuk berkomunikasi lewat gerakan. Tindakannya diatur oleh motivasi-motivasi yang kadang-kadang bersifat sosial belaka, dan pada kesempatan yang lain pada dasarnya bersifat ekspresif. Sebagai aktivitas ekspresif, tari memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya dalam keadaan yang khusus dan sangat pribadi. Ada dua pengalaman yang sama-sama penting dari tari, yaitu pengalaman yang timbul dari kegiatan sosial, dan pengalaman yang merupakan hasil dari kebutuhan manusia untuk menemukan serta memberi bentuk yang nyata.

BACA JUGA:  Profil Anak Betawi Gak Ketinggalan Zaman

Beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari Saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Tari  Saman atau yang terkenal dengan tari seribu tangan juga menjadi media dakwah islam. Tari Saman diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo.

Awalnya, tarian ini hanya permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Ditambahkan iringan syair-syair menggunakan bahasa arab yang berisi pujian-pujian kepada Allah SWT yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan seorang muslim, yang kemudian diiringi dengan tepukan-tepukan para penari. Syair yang dilantunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwa.

Menurut Febby Dwiyanti, salah satu penari Saman di Depok mengatakan keunikan tari saman terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat harmonis dan menakjubkan. Para penari Saman dapat bergerak serentak mengikuti irama secara kompak. Gerakan tangan, perubahan posisi duduk penari, dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau ke kakan. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan oleh satu tubuh. Terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang berdentang.

BACA JUGA:  Tantangan Kecerdasan Emosional pada Era Digital bagi Pendidikan Anak

Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki dengan jumlah ganjil. Namun dalam perkembangan saat ini, tari Saman juga ditarikan oleh perempuan. Penari Saman memakai kostum seragam khas aceh, antara lain bulan teleng di kepala, penutup leher, dan gelang di kedua pergelangan tangan.

Tari Saman tidak menggunakan musik, hanya syair yang dinyanyikan serta suara tepukan tangan, dada, dan paha penari. Tari Saman biasanya dipandu oleh seorang pemimpin yang biasa disebut Syekh. Penari Sama dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang harmonis dan kompak. Ada beberapa gerakan tari Saman, antara lain gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring dan gerak 5 lengek.

BACA JUGA:  Problematika Bahasa Indonesia : Pengaruh Bahasa Gaul pada Remaja

Sebelum menari, para penari duduk berbaris memanjang ke samping, dengan lututdi itekuk. Syeikh duduk di tengah‐tengah atau dipinggir para penari lainnya, kemudian menyanyikan syair atau lagu yang diikuti dengan berbagai gerakan oleh penari. Gerakan dan lagu yang dinyanyikan memiliki hubungan yang dinamis, sinkron, dan memperlihatkan kekompakkan. Tarian ini diawali dengan satu gerakan lambat, dengan tepuk tangan, tepuk dada, dan paha, serta mengangakat tangan ke atas secara bergantian. Semakin lama, gerakan tarian ini semakin cepat hingga tari saman pun berakhir. (Tutut Hasti/PNJ)