Sebuah Kasih, Selain Ibu dan Ayah

Ilustrasi.

Kasih seorang kakak memang kadang tidak terlihat, tetapi percayalah, mereka begitu menyayangi adiknya. Ketika kecil kakaklah yang mengajari kita untuk mengenal banyak hal selain pengenalan yang dilakukan ibu dan ayah. Saat kedua orang tua tidak ada disamping kita, merekalah yang menjagai dan mengasuh kita. Bukankah itu bukti cinta kasihnya ?

Saat-saat yang membahagiakan ketika berusia balita adalah bermain. Bagi kalian yang memiliki kakak tentu merekalah yang menjadi partner bermain sebelum memiliki teman. Walaupun terkadang terjadi kesalahpahaman, sehingga konflik antara adik dan kakak tak bisa dihindari. Hitung-hitung bumbu dalam tali persaudaraan.

Kakak dan adik terhubung dengan ikatan darah. Tidak heran bila terdapat kesamaan sifat dan karakter walaupun tidak semuanya, dan dari kesamaan faktor itulah terkadang mereka tidak menyadari sehingga tidak mau kalah, baik kakak maupun adik. Ini menjadi alasan banyak hubungan kakak dan adik yang tidak harmonis. Contohnya, seorang kakak memiliki sifat yang pendiam dan keras kepala, sang adik begitu aktif tetapi keras kepala juga. Suatu saat mereka pasti akan mengalami perbedaan pendapat, dengan kesamaan karakter keras kepala itulah akan menjadi faktor mereka bertengkar.

Seperti kawan yang berasal dari DNA yang sama, seeperti sahabat yang memiliki ikatan sedarah. Itulah seorang kakak

Percayalah, seorang kakak begitu sederhana berperan sebagai teman yang benar-benar mengerti keadaan adik apa adanya. Sang kakak mengetahui dan mengenal benar bagaimana karakter adiknya. Itu alasan mengapa kakak merupakan tokoh kedua yang begitu dekat dengan adiknya. Ketika adik sedang menumpahkan perasaannya yang kalut, kakaklah yang menghibur dan memberi kekuatan. Bahkan ketika jatuh cintapun, kakak yang memberi nasihat-nasihat yang benar bagaimana bertindak.

Tiba saatnya kalian sudah beranjak dewasa, ketika kedua orang tua sudah tidak ada,, maka kakaklah yang menjadi tumpuan pengharapan keluarga. Mereka berani melepaskan masa depan dan pengharapan dalam hidupnya demi adiknya. Harta, waktu, tanggung jawab dan semua yang ia miliki akan dikorbankan untuk melindungi sang adik. Begitu mulia, sesederhana itu, hal yang ada padanyalah yang dia korbankan, tidak muluk-muluk pengorbanan kakak. Namun terkadang dilupakan.

Mari memaknai kasih yang tidak bersyarat. Kakak tidak pernah mengsyaratkan kasihnya dengan kriteria, adik harus menimpalbalikkan semua pengorbanan, yang ia harapkan agar adiknya lebih maju, dan memiliki pengharapan ketika tanggung jawab orang tua dilimpahkan kepada sang kakak. Sekalipun sikapnya begitu dingin percayalah seorang kakak terlebih peduli dengan hidupmu melebih siapapun yang tidak memiliki nadi yang sama denganmu. (Regi Meliala/PNJ)