Kugadaikan Kebahagian Demi Kesuksesan Buah Hatiku

Ibu, itulah panggilan untukku dari kedua anakku. Menyandang predikat ibu bukanlah hal mudah untuk aku jalanni. Membesarkan serta mendidik kedua anakku, itulah menjadi salah satu tanggung jawabku. Ibu, aku bangga mendapat panggilan itu dari kedua buah hatiku, meski jalan yang harusku tempuh terasa berat diiringi sendu.

Memandikan hembusan angin malam serta diterangi cahaya lampu jalan sudah menjadi rutinitas yang harus aku jalani. Setapak demi setapakku langkahkan kaki membeli sayur mayur untuk dijual kembali, itulah salah satu tugas dari profesiku. Tukang sayur, itulah profesiku, profesi yang sudah aku jalani lebih dari 10 tahun untuk membantu perekoniman keluarga. Berbelanja sayur pada malam hari hingga fajar menjelma dan melanjutkan aktivitas berjualan di teras rumah selalu aku jelani dengan hati yang ikhlas untuk kesuksesan kedua buah hatiku.

Cibiran hingga hinaan serta cemoohan selalu kudengar dari orang-orang yang tidak suka dengan keluargaku. Tidak hanya sekadar itu, Diusir dari rumahku sendiri hanya karena permasalahan sengketa tanah pun pernah aku alami. Tidak banyak yang dapat aku lakukan selain berdoa kepada yang Kuasadisertai tetesan air mata untuk menghadapi ujian yang tidak kunjung berujung.

Dibalik semua ujian aku yakin akan datang sebuah kebahagiaan, kebahagiaan yang lebih indah dari memiliki jutaan mutiara. Aku tahu itu semua adalah ujian untuk menjadi seorang ibu yang kuat dan tangguh demi membahagiakan kedua anakku. Melihat senyuman kebahagian dari raut wajah kedua anakku itulah mutiara yang aku miliki. Berharap kesuksesan kedua buah hatiku itulah tujuan dari semua pengorbananku meski harus kugadaikan kebahagianku.

Junaidi